Refleks Fisiologis adalah reflex
regang otot (muscle stretch reflex) yang muncul sebagai akibat rangsangan
terhadap tendon atau periosteum atau kadang - kadang terhadap tulang, sendi,
fasia atau aponeurosis. Refleks yang muncul pada orang normal disebut sebagai
refleks fisiologis. Kerusakan pada sistem syaraf dapat menimbulkan refleks yang
seharusnya tidak terjadi atau refleks patologis. Keadaan inilah yang dapat
dimanfaatkan praktisi agar dapat mengetahui ada atau tidaknya kelainan sistem
syaraf dari refleks.
Pemeriksaan reflek fisiologis
merupakan satu kesatuan dengan pemeriksaan neurologi lainnya, dan terutama
dilakukan pada kasus-kasus mudah lelah, sulit berjalan, kelemahan/kelumpuhan,
kesemutan, nyeri otot anggota gerak, gangguan trofi otot anggota gerak, nyeri
punggung/pinggang gangguan fungsi otonom. Interpretasi pemeriksaan refleks
fisiologis tidak hanya menentukan ada/tidaknya tapi juga tingkatannya.
A. Dasar pemeriksaan refleks
1. Pemeriksaan menggunakan alat
refleks hammer
2. Penderita harus berada dalam posisi
rileks dan santai. Bagian tubuh yang akan diperiksa harus dalam posisi
sedemikian rupa sehingga gerakan otot yang nantinya akan terjadi dapat
muncul secara optimal
3. Rangsangan harus diberikan secara
cepat dan langsung;keras pukulan harus dalam batas nilai ambang, tidak perlu
terlalu keras
4. Oleh karena sifat reaksi tergantung
pada tonus otot, maka otot yang diperiksa harus dalam keadaan sedikit
kontraksi.
B. Jenis Refleks fisiologis
1. Refleks Biceps (BPR) : ketukan pada jari pemeriksa yang ditempatkan pada tendon
m.biceps brachii, posisi lengan setengah diketuk pada sendi siku. Respon : fleksi lengan
pada sendi siku.
2. Refleks Triceps (TPR) :
ketukan pada tendon otot triceps, posisi lengan fleksi pada sendi siku dan
sedikit pronasi. Respon : ekstensi lengan bawah pada sendi siku.
3. Refleks Periosto Radialis : ketukan
pada periosteum ujung distal os symmetric posisi lengan setengah fleksi dan
sedikit pronasi. Respon : fleksi lengan bawah di sendi siku dan supinasi karena
kontraksi m.brachiradialis.
4. Refleks Periostoulnaris : ketukan
pada periosteum prosesus styloid ilna, posisi lengan setengah fleksi dan antara
pronasi supinasi. Respon : pronasi tangan akibat kontraksi m.pronator
quadrates.
5. Refleks Patela (KPR) : ketukan pada
tendon patella dengan hammer. Respon : plantar fleksi longlegs karena kontraksi
m.quadrises femoris.
6. Refleks Achilles (APR) : ketukan
pada tendon achilles. Respon : plantar fleksi longlegs karena kontraksi
m.gastroenemius.
7. Refleks Klonus Lutut : pegang dan
dorong os patella ke arah distal. Respon : kontraksi reflektorik m.quadrisep
femoris selama stimulus berlangsung.
8. Refleks Klonus Kaki :
dorsofleksikan longlegs secara maksimal, posisi tungkai fleksi di sendi lutut.
Respon : kontraksi reflektorik otot betis selama stimulus berlangsung.
9. Reflek kornea : Dengan cara
menyentuhkan kapas pada limbus, hasil positif bila mengedip (N IV & VII )
10. Reflek faring : Faring digores
dengan spatel, reaksi positif bila ada reaksi muntahan ( N IX & X )
11. Reflek Abdominal : Menggoreskan
dinidng perut dari lateral ke umbilicus, hasil negative pada orang tua, wanita
multi para, obesitas, hasil positif bila terdapat reaksi otot.
12. Reflek Kremaster : Menggoreskan
paha bagian dalam bawah, positif bila skrotum sisi yang sama naik / kontriksi (
L 1-2 )
13. Reflek Anal : Menggores kulit anal,
positif bila ada kontraksi spincter ani ( S 3-4-5 )
14. Reflek Bulbo Cavernosus : Tekan
gland penis tiba-tiba jari yang lain masukkan kedalam anus, positif bila
kontraksi spincter ani (S3-4 / saraf spinal )
15. Reflek Moro : Refleks memeluk pada
bayi saat dikejutkan dengan tangan
16. Reflek Babinski : Goreskan ujung
reflak hammer pada lateral telapak kaki mengarah ke jari, hasil positif pada
bayi normal sedangkan pada orang dewasa abnormal ( jari kaki meregang / aduksi
ektensi )
17. Sucking reflek : Reflek menghisap
pada bayi
18. Grasping reflek : Reflek memegang
pada bayi
19. Rooting reflek : Bayi menoleh saat
tangan ditempelkan ke sisi pipi.
Refleks Patologis
Refleks patologis merupakan respon yang tidak umum dijumpai
pada individu normal. Refleks patologis pada ekstemitas bawah lebih konstan,
lebih mudah muncul, lebih reliable dan lebih mempunyai korelasi secara klinis
dibandingkan pada ekstremitas atas.
A. Dasar pemeriksaan refleks
1. Selain dengan jari - jari tangan
untuk pemeriksaan reflex ekstremitas atas,bisa juga dengan menggunakan reflex
hammer.
2. Pasien harus dalam posisi enak dan
santai
3. Rangsangan harus diberikan dengan
cepat dan langsung
B. Jenis Refleks Patologis
Ø Jenis Refleks Patologis Untuk
Ekstremitas Superior adalah sebagai berikut :
1. Refleks Tromner
Cara: pada jari tengah gores pada bagian dalam
+ : bila fleksi empat jari
yang lain
2. Refleks Hoffman
Cara
: pada kuku jari tengah digoreskan
+ :
bila fleksi empat jari yang lain
3. Leri : fleksi maksimal tangan pada
pergelangan tangan, sikap lengan diluruskan dengan bagian ventral menghadap ke
atas. Respon : tidak terjadi fleksi di sendi siku.
4. Mayer : fleksi maksimal jari tengah
pasien ke arah telapak tangan. Respon : tidak terjadi oposisi ibu jari.
Ø Jenis RefleksPatologis Untuk
Ekstremitas Inferior adalah sebagai berikut :
1. Babinski : gores telapak kaki di
lateral dari bawah ke atas ==> + bila dorsofleksi ibu jari, dan abduksi ke
lateral empat jari lain
2. 2. Chaddok : gores bagian bawah
malleolus medial ==> + sama dengan babinski
3. Oppenheim : gores dengan dua sendi
interfalang jari tengah dan jari telunjung di sepanjang os tibia/cruris==> +
sama dgn babinski
4. Gordon : pencet/ remas
m.gastrocnemeus/ betis dengan keras==> + sama dengan babinski
5. Schaeffer : pencet/ remas tendo
achilles ==> + sama dengan babinski
6. Gonda : fleksi-kan jari ke 4 secara
maksimal, lalu lepas ==> + sama dengan babinski
7. Bing : tusuk jari kaki ke lima pada
metacarpal/ pangkal ==> + sama dengan babinski
8. Stransky : penekukan (lateral) jari
longlegs ke-5. Respon : seperti babinsky.
9. Rossolimo : pengetukan ada telapak
kaki. Respon : fleksi jari-jari longlegs pada sendi interfalangeal.
10. Mendel-Beckhterew : pengetukan
dorsum pedis pada daerah os coboideum. Respon : seperti rossolimo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar