LATAR BELAKANG
Seorang mahasiswi umur 19 tahun datang ke
dokter puskesmas dengan keluhan ada benjolan di leher depan sejak 6 bulan yang
lalu semakin membesar. Mahasiswi tersebut mengeluh sering berdebar-debar dan
terasa panas pada bagian benjolan tersebut. Dari anamnesis diketahui dia
berasal dari daerah pegunungan. Dokter puskesmas merujuk ke RSUP Dr.M.Jamil
Padang untuk menentukan diagnosis dan terapi yang tepat.
Pertanyaan :
1. Penyakit
apa yang di derita oleh mahasiswa tersebut?
Jawab :
Penyakit gondok (Kelenjar Tyroid)
2. Apakah
penyebabnya ?
Jawab :
Gondok terkadang sulit ditemukan penyebabnya karena
sangat beragam. Tetapi ada beberapa faktor yang umumnya bisa memicu penyakit
ini. Di antaranya adalah:
·
Hipertiroidisme dan hipotirodisme. Penyakit gondok dapat terjadi
karena kinerja kelenjar tiroid yang berlebihan (hipertiroidisme) atau menurun
(hipotiroidisme). Keduanya akan memicu pembengkakan kelenjar tiroid.
Hipertiroidisme umumnya disebabkan oleh penyakit Graves. Sementara
hipotiroidisme dapat dipicu oleh kekurangan iodin atau penyakit Hashimoto.
Penyakit Hashimoto dan penyakit Graves merupakan kondisi autoimun.
·
Defisiensi iodin.
Iodin dibutuhkan kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid. Zat ini dapat
ditemukan dalam ikan, tiram, rumput laut, sereal, biji-bijian, serta susu sapi.
Karena kekurangan iodin, kinerja kelenjar tiroid akan menurun dan mengalami
pembengkakan.
·
Merokok. Asap
tembakau yang mengandung senyawa tiosianat dapat memengaruhi kemampuan tubuh
dalam memanfaatkan iodin.
Di
samping penyebab umum di atas, gondok juga dapat terjadi akibat hal-hal
berikut:
·
Keberadaan nodul
dalam kelenjar tiroid.
·
Inflamasi kelenjar
tiroid akibat infeksi virus, bakteri, atau obat-obatan tertentu.
·
Kadar iodin yang
berlebihan dalam tubuh.
·
Perubahan hormon
karena pubertas, kehamilan, dan menopause.
·
Pajanan radiasi,
misalnya saat menjalani radioterapi.
3. Apa
saja pemeriksaan diagnostik yang bisa dilakukan menentukan penyakit tersebut ?
Jawab :
Diagnosis Penyakit Tiroid
Proses
diagnosis penyakit ini membutuhkan beberapa langkah pemeriksaan yang mendetail.
Jenis pemeriksaan tersebut meliputi tes darah, USG, pemindaian dengan isotop
radioaktif, serta biopsi melalui aspirasi jarum halus.Tes darah yang dianjurkan
adalah evaluasi fungsi kelenjar tiroid. Tes ini berfungsi untuk mengukur kadar
hormon tiroid dan TSH (thyroid-stimulating hormone) untuk menentukan
kondisi hipertiroidisme atau hipotiroidisme yang dialami pasien.Melalui USG dan
pemindaian isotop radioaktif, dokter akan mendeteksi ukuran serta jenis
benjolan yang dialami pasien. Sementara biopsi melalui aspirasi jarum halus akan
memungkinkan dokter untuk mengetahui jenis sel yang ada dalam benjolan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar