Pengertian Keperawatan Jiwa
Menurut Suliswati dkk (2005) Keperawatan jiwa adalah
pelayanan keperawatan professional berdasarkan ilmu perilaku.
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang
berupaya untuk menigkatkan dan mempertahankan perilaku yang mengkontribusi pada
fungsi yang terintegrasi (Struat, sunden 1995).
Keperawatan jiwa menurut Kozier (1991) adalah suatu
metode pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional.
Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan
profesional didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia
sepanjang siklus kehidupan dengan respons psiko-sosial yang maladaptif yang
disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan
jiwa ( komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa )
melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah,
mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga,
kelompok komunitas).
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang
berusaha untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku sehingga klien dapat
berfungsi utuh sebagai manusia.
Peran dan Fungsi Perawat Jiwa
Suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang
menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri
sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya.
Praktik kontemporer keperawatan jiwa terjadi dalam
konteks social dan lingkungan.Peran keperawatan psikiatri professional telah
berkembang secara kompleks dari elemen-elemen histori aslinya. Keperawatan
psikiatri sering mencakup parameter kompetensi klinik, advokasi pasien,
tanggung jawab fiscal, kolaborasi professional, akuntabilitas (tanggung gugat)
social, dan kewajiban etik dan legal.
Pusat pelayanan kesehatan mental secara resmi mengakui
keperawatan kesehatan mental dan psikiatrik sebagai salah satu dari 5 inti
disiplin kesehatan mental.Perawat jiwa menggunakan pengetahuan dari ilmu-ilmu
psikososial, biofisik, teori-teori kepribadian dan perilaku manusia untuk
menurunkan suatu kerangka kerja teoritik yang menjadi landasan praktik
keperawatan.
Tingkat Kinerja
Empat factor uatama yang membantu untuk menentukan
tingkat fungsi dan jenis aktivitas yang melibatkan perawat jiwa:
- Legislasi praktik perawat
- Kualifikasi perawat,termasuk pendidikan, pengalaman kerja, dan status sertifikasi
- Tatanan praktik perawat
- Tingkat kompetensi personal dan inisiatif perawat
Tingkat Pencegahan
Intervensi keperawatan jiwa lebih jauh mencakup 3 area
aktivitas: pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
- Pencegahan primer
Suatu konsep komunitas termasuk menurunkan insiden
penyakit dalam komunitas dengan mengubah factor penyebab sebelum hal tersebut
membahayakan.Pencegahan primer mendahului penyakit dan diterpakan pada populasi
yang umumnya sehat.Pencegahan iini trermasuk peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
- Pencegahan sekunder
Mencakup reduksi penyakit aktual dengan deteksi dini
dan penanganan masalah kesehatan.
- Pencegahan Tertier
Mencakup penurunan gangguan atau kecacatan yyang
diakibatkan oleh penyakit.
Rentang asuhan
Tatanan tradisional dari perawat jiwa mencakup
fasilitas psikiatri, pusat kesehatan mental masyarakat, unit psikiatri dirumah
sakit umum, fasilitas-fasilitas tempat tinggal, dan praktik pribadi.Dengan
diprakarsai bentuk baru pelayanan kesehatan, timbul suatu tatanan penanganan
alternative sepanjang rentang asuhan bagi perawat jiwa. Tatanan tesebut
meliputi pelayanan dirumah, program rawat inap parsial, pusat-pusat penitipan,
panti asuhan atau rumah kelompok,hospices, asososiasi perawat kunjungan,
unit ke daruratan, klinik pelayanan utama, sekolah, penjara, industry,
fasilitas pengelolaan perawat, dan organisasi pemeliharaan kesehatan
Asuhan yang Kompeten
Ada 3 domain praktik keperawatan jiwa
kontemporer-aktivitas asuhan langsung, komunikasi, dan penatalaksanaan.Didalam
domain praktik yang tumpang tindih ini, diperlihatkan fungsi peran pendidik,
pengkoordinasian, pendelegasian, dan pengkolaborasian.